Home » , » Film Midsommar (2019): Luar Biasa Merinding!

Film Midsommar (2019): Luar Biasa Merinding!

 Film Midsommar (2019): Luar Biasa Merinding!

Oleh: Rahma Sekar Andini


G1. Foto poster Midsommar

Judul : Midsommar

Genre : Folk Horror/Psychological Thriller

Sutradara: Ari Aster

Aktor : Florence Pugh, Jack Reynor, Will Poulter



Midsommar merupakan film yang dirilis pada tahun 2019 dan bergenre Folk Horror/Psychological Thriller yang mengikuti perjalanan tokoh utama, Dani, dan pacarnya, Christian, serta teman-temannya saat mereka pergi ke kampung halaman Pelle bernama Hårga terletak di pedalaman negara Swedia. Film ini erat menampilkan kesehatan mental tokoh utama yang hancur akibat trauma dari meninggalnya keluarga yang disebabkan oleh pembunuhan dan bunuh diri yang dilakukan adik kandungnya. Ditambah dengan hubungan asmaranya yang sangat bermasalah, film ini mengikuti pengalaman mengerikan Dani dan teman-teman yang menjadi bagian dari ritual-ritual sadis dan brutal dengan tampilan visual yang sungguh memanjakan mata.

Sejak awal film dimulai, penonton sudah mengerti bahwa Dani memiliki kesehatan mental yang kurang baik dan hubungan asmara yang bermasalah, khususnya dari Christian yang sudah merasa lelah mengurusnya dan bersikap cuek dan meremehkan permasalahan Dani, serta teman-teman Christian yang tidak lagi mendukung hubungan tersebut. Mengikuti wafatnya keluarga, Dani semakin jatuh depresi. Sementara, Christian dan teman-temannya, Mark dan Josh, diundang oleh Pelle untuk mengunjungi kampung halamannya Hårga di Swedia untuk mengikuti tradisi adat yaitu Midsommar yang dilaksanakan sekali dalam 90 tahun. 

Disini, Dani cs dijamu dengan alam sejuk dan pemandangan yang memanjakan mata. Mendengar dan mengikuti awal dari tradisi ini, Dani cs tidak menyadari kegelapan kebenaran dari tradisi itu. Setelah kejadian pertama yang membuat semua orang asing yang mengunjungi desa itu mual, jijik, dan ingin pulang, kejadian-kejadian berikutnya semakin membuat kita sebagai penonton tak nyaman seperti penggunaan darah haid dan pubic hair dalam minuman, adegan dewasa dengan konsep cukup mengganggu, pembakaran manusia, dan masih banyak lagi. Sungguh, film ini berhasil masuk ke dalam kepala penonton dan memberikan rasa ketidaknyamanan yang sungguh mengerikan. Pada akhir film, terlihat Dani yang sudah menjadi bagian dari warga Hårga setelah melalui perjalanan yang menyakitkan, menyedihkan, dan menjerumuskan salah satu sumber kesakitannya (Christian) ke dalam perapian tradisi Midsommar. Senyum sadis yang dipaparkan oleh Florence Pugh sebelum end credits kepada kita para penonton semakin meningkatkan rasa tidak nyaman dan mampu membuat kita merinding dan mempertanyakan segala yang telah terjadi. 


G2. Foto Dani di akhir film

Aster, pada film ini, benar-benar mampu mengatur segala hal yang kita lihat di layar untuk bisa memberikan efek dan emosi yang ekstrim. Dari angle kamera, pilihan musik, letak latar, penggunaan properti, hingga raut wajah dari masing-masing karakter, semua mampu memainkan peran dalam menciptakan suasana horor dalam film ini. Terutama pemeran utama Florence Pugh yang sangat layak dalam memainkan peran karakter dengan gangguan jiwa dan hidup yang menyedihkan. 

Menariknya, meskipun film ini bergenre Psychological Thriller, warna yang digunakan sepanjang 138 menit ini tidak pernah berwarna gelap dan tidak pernah sekalipun memamerkan nuansa-nuansa horor. Melainkan, hue warna yang digunakan hampir selalu warm atau hangat, dan dengan saturasi yang cukup baik bahkan bisa dibilang tinggi, sesuatu yang biasanya digunakan dalam film-film menyenangkan dan ringan, bukan film horor ataupun thriller. Kontras ini membuat film ini semakin menarik, sebab menunjukkan bahwa bahkan dalam keadaan yang seolah-olah menyenangkan, menarik, dan indah, ada sisi gelap dibaliknya yang bisa membuat semua orang merinding tanpa memaparkan unsur-unsur estetika yang biasa dianggap bisa membuat penonton merinding. Bisa juga diartikan sebagai kehebatan sutradara dalam membuat film horor dengan mengeliminasi bagian krusial dari film horor yaitu warna dan suasana visual.

Apakah ingin tahu sesuatu yang menarik? Desa Hårga itu nyata dan festival Midsommar benar dilakukan!  Eits tenang, meskipun nyata dan dilakukan, tetapi tidak seperti yang dipaparkan pada film Aster ini, sebab beliau membuat tradisi dan festival pada film ini jauh lebih brutal dan sadis dan tidak se-nyata festival sesungguhnya, dan juga memasukkan unsur-unsur yang bahkan tidak ada hubungan dengan Midsommar yang sebenarnya. Maka, jangan khawatir, Swedia dan desa Hårga aman untuk dikunjungi! Apakah tertarik?

Secara keseluruhan, film Midsommar ini mampu menyajikan genre Psychological Thriller and Horror dengan cara yang berbeda namun sangat tepat sasaran. Segala aspek dalam film ini saling bekerjasama untuk menampilkan sebuah karya yang istimewa, secara visual yang cantik dan menawan, pemeran yang mampu menyampaikan emosi karakter dengan sempurna, serta penulisan dan penyampaian cerita yang berhasil membuat para penonton luar biasa merinding! (628 kata)


0 comments:

Post a Comment

 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates